Wednesday, January 18, 2006

Tante Unggrung

Grung grung grung. Itu bunyi sepeda motor Tante Unggrung. Anak-anak di Desa Pelangi selalu menyambut tante yang selalu memakai alas kaki berwarna ungu ini dengan semangat. Mereka berhamburan menuju pintu gerbang Desa Pelangi. Menanti, berharap, dan penasaran melihat kantong-kantong yang menggantung di sepeda motor Tante Unggrung.

Tante Unggrung selalu datang setiap Senin. Setelah mencari tempat parkir di antara puluhan sepeda mini, Tante Unggrung memutar gas dengan kencang: grung grung grung dan mematikan mesin. Satu per satu kantong berwarna kuning kecokelatan diturunkan. Pak Krembon, tukang parkir, segera membantu membawa kantong-kantong ke depan pintu gerbang.

Tante Unggrung dan Pak Krembon segera menuju kursi panjang dan meja kayu yang satu sisinya mampu menampung sepuluh anak. Sepuluh anak langsung mengambil tempat menghadap Tante Unggrung . Sedangkan Pak Krembon berdiri di belakang Tante Unggrung sambil meremas-remas kedua tangannya.

Kali ini, setiap anak mendapatkan boneka cokelat seukuran jari tengah orang dewasa. Ada yang langsung menyantap boneka bermata hijau itu. Ada beberapa anak yang membungkus boneka cokelat dengan plastik bening untuk dijadikan mainan. Krewole, anak Pak Krembon, memberikan hadiahnya pada ayahnya. "Saya lagi sakit gigi," kata Krewole setelah mengucapkan terima kasih pada Tante Unggrung.

Tante Unggrung selalu datang dengan berbagai hadiah. Di setiap kado selalu ada pesan yang ditulis tangan oleh Tante Unggrung. Krewole misalnya, mendapat hadiah apel dan pisau lipat yang dimasukkan dalam tas pinggang berbahan parasut. Di kantong depan tas ada kartu kecil putih bergambar kapal terbang dengan tulisan: "Bersyukurlah dalam segala hal."

Tidak ada satu anak pun yang tahu rumah Tante Unggrung. Mereka juga tidak pernah menanyakan nama asli Tante Unggrung yang semula disangka Bu Pos, istri Pak Pos. Tante cuma tersenyum saat dipanggil Unggrung oleh, Jimrong, anak berkulit paling gelap di Desa Pelangi. Nama itu diberikan Jimrong dengan menyambung warna sepatu yang dikenakan dan bunyi grung dari sepeda motor Tante.

Selesai memberikan paket kepada anak-anak, Tante Unggrung langsung tancap gas dan menghilang begitu cepat setelah mengeluarkan bunyi grung grung grung tanda berpisah. "Hati-hati Tante Unggrung. Dahhhhhhh," kata anak-anak melambaikan tangan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home