Thursday, March 23, 2006

Hujan Bunga

Pagi. Ribuan kuntum bunga dengan kelopak aneka warna turun dari langit. Menari-nari di angkasa. Bunga merah, kuning, hijau, ungu, biru, dan merah jambu melayang-layang memenuhi Desa Pelangi. Semerbak mewangi.

"Hujan bunga!" "Hujan bunga!" Anak-anak berteriak kegirangan. Meloncat-loncat menangkap bunga. Berteriak dan bertepuk tangan gembira.

Hujan bunga mengguyur dua hari dalam setahun. Ketika mengakhiri musim penghujan dan memasuki akhir tahun. Warga Desa Pelangi percaya saat itu Putri Telapak Bunga yang tinggal di atap langit ketujuh sedang menaburkan bunga bagi anak-anak.

Orang-orang dewasa menghentikan pekerjaan. Beberapa orang keluar rumah. Masing-masing berdiri. Melebarkan lengan dan membuka kedua telapak tangan. Kepala menengadah. Mata terpejam. Menghirup udara dalam-dalam dan mengembuskan lamat-lamat. Anak-anak juga mengikuti. Suasana hening sejenak.

"Sudah anak-anak!" Suara Oma Bungawarni memecah kesunyian. Anak-anak membuka mata dan langsung mengekor Oma Bungawarni yang berjalan pelan menuju rumahnya. Sedangkan orang-orang dewasa memunguti bunga sambil bersenda gurau. Ada yang langsung menyantap bunga yang rasanya manis.

Oma Bungawarni tinggal di dekat danau kecil yang tidak jauh dari lapangan. Dia tinggal sendirian di rumah berbentuk teratai telungkup. Gagang pintu dan jendelanya memanjang dengan ujung melengkung seperti tangkai payung. Orang-orang menjuluki rumah payung teratai. Pepohonan mengitari sebagian halaman rumah sekaligus toko bunga. Oma Bungawarni menjual dan menyediakan semua peralatan untuk berkebun.

Anak-anak langsung duduk tertib di bangku-bangku bercat kuning di depan toko bunga. Mereka akan mendengar cerita Oma tentang asal-muasal hujan bunga. Hanya Oma Bungawarni saja yang bisa menceritakan kisah hujan bunga dari Putri Telapak Kembang. Anak-anak senang mendengar cerita Oma sambil makan berbagai kue dan roti bunga mekar dan minun teh dengan ramuan bunga kering.

Mereka bersemangat mendengar cerita sambil menunggu bunga emas yang keluar dari buku cerita di pangkuan Oma Bungawarni. Bunga emas itu akan menemui orang-orang tertentu. Mereka adalah anak yang tetap ramah dan baik hati pada teman yang berbuat jahat. Anak-anak juga bangga mengenakan bunga emas sebagai liontin kalung dan gelang, pin, atau juga sebagai hiasan di rambut.

Setiap rumah warga Desa Pelangi mempunyai ruangan khusus untuk menampung kembang yang turun pada musim hujan bunga. Bunga-bunga itu dimasukkan dalam wadah khusus dan diolah menjadi bahan baku teh, makanan, hiasan, dan wewangian.

Hari menjelang senja. Putri Telapak Bunga berhenti bermain. Semua warga Desa Pelangi berada di luar rumah. Menengadah sambil mengucapkan terima kasih pada Putri Telapak Bunga. Anak-anak yang mengenakan bunga emas akan bertepuk tangan hingga hujan bunga berhenti.

Malam itu semua orang tidur di luar. Berkasur halaman penuh bunga sambil menatap bulan. Saat semua terlelap, bunga-bunga menyatu dengan tanah dan menjadi pupuk.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home